![]() |
LINTASNTTNEWS.COM, NTT-ALOR - Melihat cara kampanye dari kelima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Alor, maka pasangan calon yang satu ini dipastikan akan memenangkan Pilkada Alor tahun 2024 dengan perolehan suara capai 40 persen dan akan memimpin Kabupaten Alor untuk 5 tahun kedepan yakni periode 2024-2029.
Pasangan calon (paslon) itu terlihat sangat tenang namun memiliki hubungan emosional yang sangat dekat dengan masyarakat, terutama istila gunung sebagai basis suara dukungan dari 18 Kecamatan.
![]() |
Melihat data ini, maka paslon Is The Rock nomor urut 2 dan Ima-Rey dengan Nomor Urut 5, yang selama ini dengan memilih bersosialisasi dan berdialog langsung dengan masyarakat di 18 Kecamatan, sejak hari pertama kampanye hingga hari ini, maka data menunjukan bahwa keduanya akan bersaing memenangkan Pilkada 2024.
Peluang memenangkan pilkada 2024 bagi pasangan calon nomor urut 2 dan nomor urut 5 sangat besar dan terbuka lebar dengan hadirnya Abdul Majid Nampira pada posisi calon orang nomor 1.
Dari data yang ada, maka dari 18 Kecamatan yang ada, istilah gunung menjadi lumbung suara palson Is The Rock dan Ima-Rey, sehingga dapat dipastikan dua paslon ini akan bersaing menangkan Pilkada Alor.
Abdul Majid Nampira tampil sebagai calon orang satu Kabupaten, hanya akan menutup pintu bagi generasi muda Islam untuk berpolitik kedepannya. Kebiasaan Gunung-Pantai akan berubah menjadi Gunung-Gunung, bila Paslon AMS kalah pilkada 2024.
"Majid datang ke Alor mau jadi Bupati hanya buat rusak budaya Gunung-Pantai. Maka sudah tidak ada peluang lagi kedepan bagi generasi muda yang Islam. Ini akan terbukti bila nomor urut 1 AMS kalah nanti dalam pilkada 27 November 2024", ungkap salah seorang Tokoh Kristen Kabupaten Alor yang tak mau disebutkan namanya.
![]() |
Pdt. Puriyati Nunuhitu, S.Th kepada wartawan mengatakan bahwa gereja punya tanggung jawab menyiapkan kader-kader terbaiknya menjadi calon pemimpin bagi daerah yang mayoritas Kristen ini.
Cara menyiapkannya adalah setiap pemimpin daerah berlatar belakang Kristen harus memiliki andil didalamnya, bila memimpin dua periode, maka harus disiapkan pada periode akhir agar memasuki pilkada berikutnya, kader itu sudah ada dan Gereja mendukung serta mendokan.
"Tetapi bukan berarti kita tidak melihat saudara kita yang Islam, Katolik, dan Hindu. Semua harus diajak diskusi menyiapkan pemimpin masa depan yang baik", tutup Puriyati.
(***).