![]() |
Serka Jeftan B.B. Bunda |
Kupang, Lintasnttnews - Taman kota, jalur hijau jalan atau ruang terbuka hijau merupakan salah satu kebutuhan yang harus disiapkan oleh Pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Taman Kota Kabupaten/Kota guna memberikan keindahan dan udara segar bagi masyarakat serta untuk mengurangi penas akibat banyaknya rumah kaca, lantainisasi, serta tingkat aktifitas manusia menggunakan kendaraan bermotor maupun pabrik dan lainnya.
Selain itu, taman kota dan jalur hijau jalan atau ruang terbuka hijau perlu dipelihara dan ditata sedemikian baik, dilakukan mulai dari kebersihan taman, pemupukannya, penyiraman, penyiangan rumput dan tanaman liar, serta pemangkasan tanaman.
Agar semuanya berjalan tidak hanya membebani tugas Dinas Lingkungan Hidup dan Taman Kota, maka perlu sinergi atau kolaborasi serta kerja sama antara Pemerintah dan masyarakat sekitar terkait dengan pemeliharaannya.
![]() |
Karena itu, secara pribadi saya menyarankan kepada Pemerintah untuk menganti Taman kota dan jalur hijau jalan atau ruang terbuka hijau dengan tanaman pohon buah-buahan seperti Mangga, Nangka, Sawo, Lengkeng, dan disekitar tanaman-tanaman itu bisa ditanami Cabai, Tomat, dan sejenis lainnya.
Untuk perawatannya oleh masyarakat yang tinggal disekitar Taman kota dan jalur hijau untuk ikut merawat, dan kemudian hasilnya dimanfaatkan oleh mereka yang merawat tanaman tersebut.
Mungkin awalnya masyarakat yang merawat itu direkrut sebagai tenaga kontrak Dinas Kebersihan dan diberi insentif sebagai perangsang, namun selanjutnya mereka sudah bisa nikmati hasil dari tanaman tersebut sehingga tidak perlu lagi diberi insentif atau pemutusan kontrak, tapi perawatan tanaman terus berlanjut.
![]() |
Sepanjang jalan Bimoku hingga El Tari samping Polda Nusa Tenggara Timur, yang isinya pohon-pohon indah tapi ada juga pohon duri dan jenis pohon yang tak berguna, sehingga menurut hemat saya itu tidak begitu memberi manfaat baik hijau, indah, maupun pemenuhan kebutuhan buah dan sayur bagi masyarakat.
Kalau dihitung-hitung sepanjang Bimoku-El Tari bisa ditanami hingga puluhan ribu pohon buah. Maka dengan sendirinya masyarakat sudah dapat terbantukan dengan ide penghijauan kota tanaman pohon buah-buahan ini, karena kita tau bahwa tidak semua masyarakat itu memiliki uang untuk membeli buah di tokoh-tokoh buah.
Selain masyarakat biasa, Pemerintah sekiranya berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi yang ada di NTT, khususnya ilmu Pertanian dan Perkebunan untuk turut membantu menata taman kota dan jalur hijau atau ruang terbuka hijau dengan tanaman pohon buah-buahan sesuai disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki adik-adik mahasiswa-mahasiswi jurusan tersebut.
Asas manfaat dengan menganti tanaman pohon buah-buahan yaitu menghadirkan keindahan, suasana teduh, segar, sejuk serta manfaat jangka panjangnya adalah udara yang bersih, lestarinya lingkungan perkotaan, dan membantu masyarakat tidak mampu bisa mendapatkan buah-buahan secara gratis.
![]() |
Saya yakin minat masyarakat terhadap tanaman pohon buah untuk alternatif tanaman penghijauan sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan buah-buahan bagi masyarakat pasti tinggi.
Ide ini saya sampaikan merujuk dari apa yang pernah saya pertanyakan atau berdialog langsung dengan beberapa masyarakat dan juga adik-adik mahasiswa yang tinggal diseputaran Bimoku, Matani, dimana mereka sangat menyetujui ide ini.
Semoga apa yang disampaikan bisa ditindaklanjuti dan direspon oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten untuk menjadi alternatif kemudahan bagi masyarakat, juga memberi keindahan, kesejukan, dan manfaat lainnya bagi masyarakat sekitarnya. (*)
Ditulis oleh : Jef Beny Bunda.